Kamis, 19 September 2013
bijak
Pertapa Muda sedang bermeditasi di bawah pohon di tepi Sungai. Tiba2 perhatiannya terpecah kala terdengar gemericik air.
Ternyata, ada seekor Kepiting berusaha keras utk meraih tepian sungai agar tak terhanyut derasnya arus.
Merasa iba, ia ulurkan tangan, si Kepiting kmd menjepit jari si Pertapa.
Meski jarinya terluka, hatinya senang karena bs menyelamatkan si Kepiting.
Dia melanjutkan pertapaannya.
Namun, terdengar lagi suara yang sama.
Ternyata si Kepiting terpeleset kembali, si Pertapa mengulurkan lagi tangannya dan kembali membiarkan jarinya di capit .
Kejadian itu berulang, dan membuat tangannya bengkak membiru.
Ternyata ada Kakek memperhatikan kejadian itu, yang lalu mendekat.
"Anak muda, Perbuatanmu adalah cerminan HATIMU yg Baik.
Tapi, mengapa demi menolong Kau biarkan capit Kepiting itu melukai tanganmu?" Ujar si Kakek.
"Kakek, biarlah tanganku terluka asal si Kepiting selamat, krn hanya dgn mencapitlah caranya untuk selamat" Jawab si Pertapa
Kemudian sang Kakek memungut sebatang ranting. Ia lantas mengulurkan ranting itu ke arah Kepiting yang terlihat sedang melawan arus. Si Kepitingpun menangkap ranting itu dengan capitnya.
"Lihatlah Pemuda, melatih sikap Belas Kasih itu memang BAIK, tapi
harus BIJAK.
Bila tujuan kita baik untuk MENOLONG, kenapa harus mengorbankan Diri Sendiri?
Berbuat Baik itu adalah PERBUATAN MULIA. Namun CARANYA-pun harus Baik dan BIJAK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar